Biji wijen merupakan tumbuhan asal Afrika Khatulistiwa yang berada diketinggian 1000 m diatas permukaan laut. Bunga tertancap diantara kedua kalenjar, berangkai pendek dan daun berwarna ungu atau putih. Mahkota bunganya berambut dan berlendir seperti kelopaknya. Dengan bunga berbentuk tabung yang membengkok kebawah.
Seperti yang dituliskan, Myra Sidharta dan Suryatini N Ganie dalam buku "Dapur Naga di Indonesia" dituliskan buku wijen merupakan sumber asam amino esensial, yakni salah satu jenis asam amino yang harus didatangkan dari luar tubuh manusia.
Keutamaan kandungan protein pada biji wijen menjadikannya sebagai pengganti susu, telur, daging dan protein kedelai. Keutama lain, biji wijen juga mengandung substansi lain yang dikenal dengan vitamin T. Sebuah penelitian menunjukan bahwa vitamin T penting dalam mempertahankan stabilitas dan kesehatan limfa.
Menurut Prof Hembing Wijayakusuma dalam bukunya "Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia " dituliskan Wijen juga berkhasiat untuk pencegahan,pengobatan dan perawatan. Untuk langkah preventif wijen berguna mencegah kerontokan rambut, penuaan, kanker, penyakit degenaratif, rambut beruban, stroke, hipertensi dan lain-lain.
Sementara untuk pengobatan, wijen dapat dimanfaatkan dalam mengatasi penyakit batuk, katarak, sakit perut, sakit kepala, kencing nanah, kencing manis, sembelit, rematik dan luka-luka. Untuk perawatan, wijen dapat meningkatkan fungsi liver, kecerdasan dan menghitamkan rambut.
Penggunaan wijen dengan bahan lain juga berkhasiat. Misalnya, untuk mencegah penuan, biji wijen jika dicampur dengan kacang merah kecil dan gula merah dibuat bubur atau dimakan. Bila wijen ditaburkan diatas makanan dan sayuran akan berkhasiat melancarkan asi dan mecegah rambut beruban. Kemudian untuk masalah degeneratif yang dimanfaatkan adalah minyak wijen. (berbagai sumber)